Senin, 17 Oktober 2022

Gubuk/Pendopo Tradisional

| Senin, 17 Oktober 2022

 

Gubuk beratap jerami merupakan salah satu fasilitas khas yang ada di tempat wisata Toron Semalam. Gubuk merupakan bangunan tradisonal yang merupakan sebuah bangunan semi permanen yang biasanya didirikan di daerah persawahan. Dulu bangunan ini terbuat dari bambu dengan atap jerami atau blarak ( daun kelapa kering ). Sekarang lebih banyak terbuat dari kayu dengan atap genteng atau asbes gelombang. Namun tak ada yang beratapkan seng, karena kuatir menjadi sasaran petir saat mendung atau hujan.

Salah satu kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan alam telah menghasilkan pendopo dalam arsitektur tradisional.  Pendopo dengan konsep ruang terbuka, menjamin ventilasi dan sirkulasi udara yang lancar tanpa perlu penyejuk udara. Pendopo adalah salah satu contoh bagaimana kearifan lokal warisan masa lampau telah memberikan kepada kita konsep arsitektur yang lega, nyaman, dan hemat energi. Pendopo ini memnggunakan atap jerami. Jerami adalah produk sampingan usaha pertanian berupa tangkai dan batang tanaman serealia yang telah kering, setelah biji-bijiannya dipisahkan. Massa jerami kurang lebih setara dengan massa biji-bijian yang dipanen. Jerami memiliki banyak fungsi, di antaranya sebagai bahan bakar, pakan ternak, alas atau lantai kandang, pengemas bahan pertanian (misal telur), bahan bangunan (atap, dinding, lantai), mulsa, dan kerajinan tangan.

Atap yang terbuat dari jerami merupakan teknik konstruksi yang sudah lama dipakai. Hal ini digunakan untuk menonjolkan kesan trandisional dan alami. Atap jerami biasa ditemukan di gubuk di tengah sawah, di gudang penyimpanan, dan di tempat – tempat lain yang biasa terdapat di pedesaan. Untuk penggunaan di area perkotaan, atap jerami ini kerap ditemukan pada pondok atau Gazebo yang ada di kafe atau restoran berkonsep tradisional ala pedesaan. Namun kini seiring menggiatnya isu energi efisiensi, masyarakat dituntut untuk lebih bijak dalam memanfaatkan energi yang ada di sekitar. Termasuk melalui penerapan atap jerami ini, secara tidak langsung kita turut menggiatkan material – material alami dan tradisional yang belum begitu banyak diolah.

Jerami ini biasanya diikat dalam satu buntalan sehingga cukup kuat untuk dijadikan material konstruksi. Meskipun jerami terlihat rapuh, namun ketika sudah dijadikan satu menjadi buntalan – buntalan, maka jerami ini cukup kuat untuk menjadi penopang bangunan. Ya, jerami tak hanya bisa dimanfaatkan sebagai atap, tapi juga dinding bangunan.

Nyatanya, jerami ini cukup tahan lama dan tahan terhadap api. Namun untuk menginstal jerami pada dinding tidaklah mudah. Dibutuhkan post-and-beam frame, yakni frame khusus yang memanfaatkan batang – batang kayu besar dan kuat sebagai kerangka bangunan. Ketika dimanfaatkan sebagai atap, jerami ini juga bisa menyajikan kesan yang atraktif. Meski begitu, pastinya akan sulit mengaplikasikan atap jerami pada bangunan yang dirancang modern. Karena, biasanya bangunan yang mengandalkan material jerami membutuhkan ketrampilan tukang bangunan yang tinggi. Namun dengan teknik alternatif, bukan mustahil kita bisa mendapatkan bangunan modern beratap jerami lebih mudah.

Bata yang digunakan pada pendopo menggunakan bata putih yang terbuat dari batuan kapur yang ada di tempat tersebut. Kapur merupakan salah satu komponen bahan bangunan yang berfungsi sebagai perekat. Kemampuan yang dimiliki kapur ini dapat dimanfaatkan untuk menambah campuran beton yang sebelumnya hanya menggunakan semen, pasir dan batu pecah. Penggunaan semen dalam pekerjaan beton dirasa sangat memerlukan biaya yang cukup besar. Untuk itu diupayakan penambahan bahan campuran lain dengan mengurangi prosentase semen dengan menambah kapur pada campuran beton, agar pengeluaran biaya dapat ditekan seminimal mungkin dengan tidak mengurangi kekuatan beton yang telah disyaratkan. Tujuan dalam pereobaan ini yaitu untuk mengetahui apakah dengan adanya penambahan kapur dapat berpe ngaruh nyata terhadap kekuatan mutu beton yang diinginkan.

Untuk mengetahui kekuatan penggunaan kapur dalam campuran beton ini, maka dilakukan pengujian kuat tekan beton. Hasilnya dibandingkan dengan beton yang tidak menggunakan kapur dalam campurannya. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa penambahan kapur dalam campuran beton dengan prosentase maksimum 15 % dari berat semen dan me nggunakan jenis semen type PC I serta diguna kan untuk beton da!am ruangan yang tahan korosif, nilai kuat tekan betonnya rnasih memenuhi standart mutu beton K- 225 yang banyak dipakai untuk konstruksi pada umumnya. Tetapi nil ai kuat tekan beton dengan penambahan kapur terjadi penurunan sebesar 30.56 % dari nilai kuat tekan normal tanpa penambahan kapur. Sehingga batu kapur jenis bubuk kapur padam dapat digunakan sebagai bahan campuran beton yang efisien untuk mengurangi kadar semen yang digunakan.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar