Gubuk
beratap jerami merupakan salah satu fasilitas khas yang ada di tempat wisata
Toron Semalam. Gubuk merupakan bangunan tradisonal yang merupakan sebuah
bangunan semi permanen yang biasanya didirikan di daerah persawahan. Dulu
bangunan ini terbuat dari bambu dengan atap jerami atau blarak ( daun kelapa
kering ). Sekarang lebih banyak terbuat dari kayu dengan atap genteng atau
asbes gelombang. Namun tak ada yang beratapkan seng, karena kuatir menjadi
sasaran petir saat mendung atau hujan.
Salah satu
kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan alam telah menghasilkan pendopo dalam
arsitektur tradisional.
Pendopo dengan konsep
ruang terbuka, menjamin ventilasi dan sirkulasi udara yang lancar tanpa perlu
penyejuk udara. Pendopo adalah salah satu contoh bagaimana kearifan lokal
warisan masa lampau telah memberikan kepada kita konsep arsitektur yang lega,
nyaman, dan hemat energi. Pendopo ini
memnggunakan atap jerami. Jerami
adalah produk sampingan usaha pertanian berupa tangkai dan batang tanaman
serealia yang telah kering, setelah biji-bijiannya dipisahkan. Massa jerami
kurang lebih setara dengan massa biji-bijian yang dipanen. Jerami memiliki
banyak fungsi, di antaranya sebagai bahan bakar, pakan ternak, alas atau lantai
kandang, pengemas bahan pertanian (misal telur), bahan bangunan (atap, dinding,
lantai), mulsa, dan kerajinan tangan.
Atap yang terbuat dari jerami merupakan teknik konstruksi yang sudah
lama dipakai. Hal ini digunakan untuk menonjolkan kesan trandisional dan alami.
Atap jerami biasa ditemukan di gubuk di tengah sawah, di gudang penyimpanan,
dan di tempat – tempat lain yang biasa terdapat di pedesaan. Untuk penggunaan
di area perkotaan, atap jerami ini kerap ditemukan pada pondok atau Gazebo yang
ada di kafe atau restoran berkonsep tradisional ala pedesaan. Namun kini
seiring menggiatnya isu energi efisiensi, masyarakat dituntut untuk lebih bijak
dalam memanfaatkan energi yang ada di sekitar. Termasuk melalui penerapan atap
jerami ini, secara tidak langsung kita turut menggiatkan material – material
alami dan tradisional yang belum begitu banyak diolah.
Jerami ini biasanya diikat dalam satu buntalan sehingga cukup kuat untuk
dijadikan material konstruksi. Meskipun jerami terlihat rapuh, namun ketika
sudah dijadikan satu menjadi buntalan – buntalan, maka jerami ini cukup kuat
untuk menjadi penopang bangunan. Ya, jerami tak hanya bisa dimanfaatkan sebagai
atap, tapi juga dinding bangunan.
Nyatanya, jerami ini cukup tahan lama dan tahan terhadap api. Namun
untuk menginstal jerami pada dinding tidaklah mudah. Dibutuhkan post-and-beam
frame, yakni frame khusus yang memanfaatkan batang – batang kayu besar dan kuat
sebagai kerangka bangunan. Ketika dimanfaatkan sebagai atap, jerami ini juga
bisa menyajikan kesan yang atraktif. Meski begitu, pastinya akan sulit
mengaplikasikan atap jerami pada bangunan yang dirancang modern. Karena,
biasanya bangunan yang mengandalkan material jerami membutuhkan ketrampilan
tukang bangunan yang tinggi. Namun dengan teknik alternatif, bukan mustahil
kita bisa mendapatkan bangunan modern beratap jerami lebih mudah.
Bata yang digunakan pada pendopo menggunakan bata putih yang terbuat
dari batuan kapur yang ada di tempat tersebut. Kapur merupakan salah satu komponen bahan bangunan yang
berfungsi sebagai perekat. Kemampuan yang dimiliki kapur ini dapat dimanfaatkan
untuk menambah campuran beton yang sebelumnya hanya menggunakan semen, pasir
dan batu pecah. Penggunaan semen dalam pekerjaan beton dirasa sangat memerlukan
biaya yang cukup besar. Untuk itu diupayakan penambahan bahan campuran lain
dengan mengurangi prosentase semen dengan menambah kapur pada campuran beton,
agar pengeluaran biaya dapat ditekan seminimal mungkin dengan tidak mengurangi
kekuatan beton yang telah disyaratkan. Tujuan dalam pereobaan ini yaitu untuk
mengetahui apakah dengan adanya penambahan kapur dapat berpe ngaruh nyata
terhadap kekuatan mutu beton yang diinginkan.
Untuk
mengetahui kekuatan penggunaan kapur dalam campuran beton ini, maka dilakukan
pengujian kuat tekan beton. Hasilnya dibandingkan dengan beton yang tidak
menggunakan kapur dalam campurannya. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa
penambahan kapur dalam campuran beton dengan prosentase maksimum 15 % dari
berat semen dan me nggunakan jenis semen type PC I serta diguna kan untuk beton
da!am ruangan yang tahan korosif, nilai kuat tekan betonnya rnasih memenuhi
standart mutu beton K- 225 yang banyak dipakai untuk konstruksi pada umumnya.
Tetapi nil ai kuat tekan beton dengan penambahan kapur terjadi penurunan
sebesar 30.56 % dari nilai kuat tekan normal tanpa penambahan kapur. Sehingga
batu kapur jenis bubuk kapur padam dapat digunakan sebagai bahan campuran beton
yang efisien untuk mengurangi kadar semen yang digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar