Senin, 17 Oktober 2022

Tanaman Hias Sintesis

| Senin, 17 Oktober 2022

 


Bagian yang sangat mencolok dari tempat wisata toron semalam adalah adanya tanaman sakura. Hal ini merupakan salah satu spot favorit dari pengunjung. Meskipun semuanya akan tau bahwa tanaman tersebut hanyalah sintetis buka aslinya. Tanaman hias sintesis atau yang biasa dikenal sebagai tanaman hias buatan, biasanya hanya digunakan sebagai pelengkap dari tambahan tanaman. Tanaman hias sintesis dibutuhkan sebagai pelengkap hiasan, karena tanaman hias sintesis memiliki keunggulan diantaranya yaitu warna yang tetap dan tidak berubah kecuali tanaman tersebut terlalu sering terkena sinar matahari, tanaman hias sistesis tidak perlu disiram dan perawatannya mudah. Selain itu, tanaman hias sistesis dibuat sebagai spot foto yang estetik.

Tanaman hias ini dibuat oleh bahan utama dari plastik. Plastik dikenal sebagai material polimer yang memiliki sifat ringan, daya tahannya baik, sangat murah, tidak cepat rusak, dan tahan terhadap bakteri dan jamur. Itulah sebabnya, hampir semua bidang memakai plastik. Akan tetapi, keunggulan sifat plastik tersebut menimbulkan masalah ketika plastik menjadi bahan buangan (limbah), dimana terjadi polusi terhadap lingkungan. Sifatnya yang tak mudah terbiodegradasi, membuat plastik sulit terurai di alam. Beberapa contoh polimer yang banyak digunakan sebagai bahan plastik adalah polistiren, polipropilen, dan polietilen. Berikut adalah kode dari jenis plastik:

1.      PET (polyethylene terephthalate)

Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya dan tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga. Dalam pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester. Biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Tidak untuk air hangat apalagi panas. Untuk jenis ini, disarankan hanya untuk satu kali penggunaan dan tidak untuk mewadahi pangan dengan suhu > 600C, hal ini akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker)

Di dalam membuat PET, menggunakan bahan yang disebut dengan SbO3 (antimoni trioksida), yang berbahaya bagi para pekerja yang berhubungan dengan pengolahan ataupun daur ulangnya, karena antimoni trioksida masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan, yaitu akibat menghirup debu yang mengandung senyawa tersebut. Terkontaminasinya senyawa ini dalam periode yang lama akan mengalami : iritasi kulit dan saluran pernafasan. Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, pun bila melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.

2.      HDPE — High Density Polyethylene

a.      Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga.

b.      Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, galon air minum, dan lain-lain.

c.       HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.

d.      HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras hingga semifleksibel, buram dan lebih tahan terhadap bahan kimia dan kelembapan, melunak pada suhu 750C.

3.      V — Polyvinyl Chloride

Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V — V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang.

a.      Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol- botol, sulit di daur ulang

b.      PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA lumer pada suhu 150C.

c.       Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.

4.      LDPE — Low Density Polyethylene

Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol- botol yang lembek.

a.      Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, fleksibel, kedap air tetapi tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Melunak pada suhu 700C.

b.      Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

5.      PP — Polypropylene

a.      Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. b. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan, keras tetapi fleksibel.

b.      Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, minyak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Melunak pada suhu 1500C.

c.       Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.

6.      PS — Polystyrene

a.      Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS PS (polystyrene) ditemukan tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman, secara tidak sengaja.

b.      Terdapat dua macam PS, yaitu yang kaku dan lunak/berbentuk foam.

c.       PS yang kaku biasanya jernih seperti kaca, kaku, getas, mudah terpengaruh lemak dan pelarut (seperti alkohol), mudah dibentuk, melunak pada suhu 950C. Contoh : wadah plastik bening berbentuk kotak untuk wadah makanan.

d.      PS yang lunak berbentuk seperti busa, biasanya berwarna putih, lunak, mudah terpengaruh lemak dan pelarut lain (seperti alkohol). Bahan ini dapat melepaskan styrene jika kontak dengan pangan. Contohnya yang sudah sangat terkenal styrofoam. Biasanya digunakan sebagai wadah makanan atau minuman sekali pakai, karton wadah telur, dll. Kemasan styrofoam sebaiknya tidak digunakan dalam microwave.

7.      OTHER

a. Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER Other (SAN/styrene acrylonitrile, ABS - acrylonitrile butadiene styrene, PC - polycarbonate, Nylon)

b.   Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, alat-alat rumah tangga, peralatan makan bayi dan plastik kemasan.

c.       PC - Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita.

d.   Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.

e.      Dianjurkan untuk tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun minuman karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan. Untuk mensterilkan botol susu, sebaiknya direndam saja dalam air mendidih dan tidak direbus atau dipanaskan dengan microwave. Botol yang sudah retak sebaiknya tidak digunakan lagi.

f.        SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. g. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kop

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar