Di wisata toron samalem pagar kayu
dibuat untuk membatasi bukit kapur dan jurang. Pagar kayu memiliki nilai
keindahan dan menjadikan tampilan wisata toron samalem terlihat elegan. Apabila
dilihat dari segi lingkungan, pagar kayu cocok digunakan pada tempat yang
beriklim hangat dan kering. Kondisi ini membuat pagar lebih awet dan mudah
secara perawatan.
Selain itu papan kayu
digunakan sebagai pemberi informasi pada pengunjung terkait arah dan spot di
tempat wisata tersebut. Papan kayu yang digunakan memiliki bentuk persegi
panjang dari kayu yang dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
Biasanya papan memiliki ketebalan yang tipis. Papan kayu tersebut dapat disusun
sesuai dengan kemauan menggunakan sambungan seperti paku, lem, dan baut. Papan
kayu bisa digunakan sebagai alat penyampaian informasi dengan diberikan tulisan
menggunakan cat. Seperti halnya di wisata toron samalem menggunakan papan kayu
informasi untuk menunjukkan setiap spot yang ada di wisata.
Wisata yang memiliki pagar kayu memang indah dipandang karena
membuat tampilan terkesan alami. Namun, memang tidak mudah menentukan jenis kayu apa yang
bisa digunakan untuk pagar. Lantaran pagar
berada di luar rumah, mau tidak mau terkena sinar matahari, air hujan,
dan juga debu. Salah satu jenis kayu yang biasa di pakai untuk pagar
yaitu kayu jati.
Pasti semua nya sudah mengenal kayu
jati, apalagi biasanya orang Indonesia menganggap kayu jati sebagai kayu
terbaik dan sampai saat ini kayu jati
masih tetap di anggap sebagai kayu yang paling kuat, awet dan tahan lama. Kayu jati ini
mempunyai warna kecoklatan dengan serat yang membentuk tekstur yang unik.
Sayangnya pertumbuhan kayu jati saat ini terbilang lambat sehingga tidak
memenuhi permintaan pasar. Tidak heran kalau harga kayu jati
memang mahal, begitu juga dengan perabotan atau lembaran kayu. Kualitas kayu jati terbaik berasal dari
Jawa lantaran pohon jati bisa tumbuh dengan baik di daerah kering dan
berkapur.
Kayu
dapat dianalisis dari berbagai pendekatan ilmu, seperti sifat fisika dan sifat kimia kayu. Kayu mengadung 4 komponen unsur kimia yaitu :
1.
Selulosa, kayu
mengandung sekitar 70% selulosa. Ada 2 tipe Selulosa yaitu Alpha selulosa dan
Hemi selulosa. Alpha selulosa adalah bahan dasar untuk pembuatan kertas, tekstil tiruan dan
plastik. Hemi selulosa
tidak banyak digunakan. Selulosa sendiri memberikan kekuatan tarik pada kayu.
2.
Lignin pada kayu unsur ini ada sekitar 18 s/d 20%. Lignin
yaitu menjadikan
kayu padat dan memiliki kekuatan menahan tekan pada kayu yang besar
3.
Bahan ekstrak
bukan merupakan bagian dari struktur kayu, tetapi ia memberikan nilai tambah
pada warna, rasa dan daya tahan atau kekuatan. Bahan ini dapat larut oleh air
atau alkohol, ether, benzin
4.
Mineral
bentuk Abu pada kayu ini ada sekitar 0,2 s/d 1 %. Mineral merupakan bagian dari struktur kayu. Mineral ini
terbentuk dari reaksi antar Selulosa dan Lignin yang terbakar.
Untuk sifat fisika
salah satunya terdiri atas banyak sekali serat-serat berbentuk pipa yang sejajar arah batang, atau memanjang.
Pipa-pipa memanjang tersusun tidak teratur, kadang sejajar dan bersilangan
menjadikan kayu tidak memiliki dimensi ruang berlobang yang sama
dan searah. Kayu adalah bahan kerja yang porus. Porositas kayu tidak sama,
sangat tergantung dari macam tempat tumbuh kayu, berat jenis.Kandungan
kelembaban kayu erat kaitannya dengan nilai
kepadatan serat kayunya. Semakin padat jumlah serat pada jenis
kayu kelembaban kayu semakin kecil.
Tidak bisa di
pungkiri lagi jika pada kayu terdapat jamur. Jamur merupakan salah satu mikroorganisme yang menyebabkan
warna kayu berubah dan kemudian mengakibatkan pembusukan apabila kuantitasnya
sudah berlebihan. Karena jamur tidak mampu memproduksi makanan sendiri,
maka jamur mengandalkan beberapa bahan alam salah satunya kayu. Terdapat 4 syarat utama
sebelum jamur bisa berada pada kayu, yaitu: suplai oksigen, suhu udara antara
5-38 °C, kelembaban udara dan tentunya keberadaan kayu. Cukup jelas bahwa kita tidak bisa membatasi keberadaan oksigen
di sekitar kayu karena manusia juga memerlukannya. Suhu udara yang
dibutuhkan oleh jamur untuk hidup ternyata berada pada kisaran yang sama dengan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Bahkan pada beberapa jenis jamur bisa
hidup pada suhu di bawah 0 °C. Sehingga pada bagian ini sama sulitnya
untuk dibatasi. Cara paling efektif adalah menjaga agar kayu tetap
kering. Semakin kecil kadar Moisture
Content (MC) akan semakin kecil pula ukuran kayu. Ukuran MC dipergunakan
sebagai indikator apakah kayu layak dipakai atau tidak. Ketika MC lebih rendah
berarti kayu lebih kering.Oleh
sebab itu kayu harus dikeringkan (Kiln Dry) pada level MC antara 8-14% sebelum
menjadi pagar. kebanyakan jamur mulai hidup pada kayu yang
memiliki tingkat MC di atas 20%. Di bawah level tersebut, sangat sulit
bagi jamur untuk mulai menjalar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar